Minggu, 22 Januari 2012

Dongeng Pinggiran Jakarta

Aku dan lampu jalan yang membagi cahaya paling sendiri menggumam
Ini cinta lahir dari desing keramaian urban
Menggugat gedung-gedung yang memisahkan kau dan aku

Lalu, pada tiap mil kuremukkan saja tembok-tembok dan seringai lalu lalang pada debu-debu dari tiap jengkal yang menunggu
Kupagutkan secangkir mimpi dengan realitas yang semakin perkasa

Adakah nyalamu menjelma di tiap peron perhentian
Aku yang menolak tergilas, sayup samar melihatmu membakar tiap ujung jalanan
Berdiri tepat di depan remukan terakhir
"Tidak mau sendiri," ujarmu lantang.
kau berdiri. Berucap lantang. Dengan mata seteduh samudera.



written by nunu

1 komentar:

  1. kunjungan gan .,.
    bagi" motivasi .,.
    lakukanlah segala hal dengan keikhlasn .,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

    BalasHapus