Sabtu, 04 Februari 2012

Me and You Versus The World



Apa mimpi terbesarmu? Memiliki rumah bertingkat tiga? Jalan-jalan mengelilingi dunia? Hmmm… Bahkan ketika dunia sedang tidak bersahabat sekalipun, kita sandarkan semua kerumitan yang dipersembahkan pada detik demi detik nafas itu pada sebuah kata paling membunuh; mimpi. Atas nama mimpi itu pula lalu kita bergerak dengan semangat yang terkadang diselimuti absurditas, memburu dan diburu. Menjadi pemburu yang sebenar-benarnya, diburu oleh mimpi yang lalu lalang tak kenal berhenti.

Lalu, adegan saling memburu tersebut kerap menjadikan kita subyek dan obyek sekaligus. Kita kerap alpa, sehebat apapun mimpi, ia tidak pernah bisa berdiri sendiri. Memiliki rumah bertingkat tiga memerlukan tangan terampil para pekerja bangunan. Jalan-jalan mengelilingi dunia setidaknya membutuhkan pilot mumpuni yang siap sedia mengantar kemanapun tujuan kita. Ya, mimpi bukan hanya sekadar “aku”. Mimpi dengan segala bentukannya kemudian menjelmakan “kamu” di dalamnya.

Aku, kamu, dan secangkir mimpi. Sesederhana itu? I don’t think so


Realitas adalah sahabat sekaligus musuh abadi dari sang mimpi. Realitas yang kerap jumawa menyeringai lalu berhadap-hadapan dengan mimpi. Ia tawarkan tantangan paling manis yang pernah ada. Mengajak kamu, aku, kita berjibaku menantang dunia. Kami teramat sangat siap untuk itu. Pertanyaan sederhana lalu mengemuka. Apa mimpi terbesar kami? Masing-masing dari kami lalu menjawab: Mimpi terbesarku adalah kamu. Mimpi terbesarmu adalah aku. In the land of our dreams, kami menantang dunia. Sekeras apapun itu. 

Sweet dreams till sunbeams find you
Sweet dreams that leave all worries behind you
But in your dreams whatever they be
Dream a little dream of me
(Dream a Little Dream of Me – Ozzie Nelson)


Dream a Little Dream of Me (Laura Fygi Version)


written by nunu
drawing by devita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar