Sabtu, 10 Desember 2011

Another Trip to Heaven

Apa yang kalian lakukan ketika memiliki tiga hari bersama salah satu orang terpenting dalam hidup? Jujur saja, kami tak tahu dan tak bisa menerka apalagi menebak-nebak penuh perjudian. Menjadi cenayang bukanlah bakat terpendam yang kami miliki meski sempat berpikir cukup keren tampaknya jika bisa bersulap-sulap ria ala Harry Potter dengan mulutnya yang bisa berdesis-desis ular tersebut. Ah, Ya. Lupakan Hogwarts dan kawan-kawan. Kami baru saja memiliki tiga hari tersebut. Hari yang biasa saja dengan debu khas perkotaan yang nyaris biasa pula.

Kami menelusuri jalanan. Perdebatan-perdebatan kecil tentang tujuan menyelinap. Beberapa rencana disusun dengan gegap gempita walau kami tahu, ini bukan tentang tujuan apalagi rencana-rencana. Menangkap matahari dan kristal-kristal hujan sambil menikmati makanan murah dan kopi gratisan jauh lebih menarik.

Jadi, disinilah kami. Bandung di akhir minggu. Terdampar bersama berbicara tentang cita-cita, tentang mimpi. Tentang pongahnya dunia yang harus dihadapi bersama. Menyusuri aspal dan tanah basah dengan keringat mengucur deras. Tersasar-sasar dengan penuh suka cita di pinggiran kota. Duduk barang sebentar di sebuah pusat kebudayaan yang menyajikan pameran minimalis ala kadarnya. Tertawa-tawa menonton film yang terlalu banyak mengumbar adegan ala sinetron. Tertidur di tengah malam buta dan tak sabar menunggu pagi yang terlalu lambat bertamu.  


Lalu seorang teman bertanya. Hey, apa yang kalian berdua lakukan selama tiga hari ini? Sudah main kemana saja? Enggak liburan ke Bali, nih? Hmm… Ini bukan tentang apa yang kami lakukan dan dunia seperti apa yang sudah kami jumpai. Ini adalah kisah sederhana yang jauh lebih menyenangkan. Kami lalu menjawab dengan jari saling menunjuk; dengan siapa kalian bersahabat di pagi hari. Keringat siapa yang kalian usap di siang hari. Seerat apa genggaman tangan yang kalian miliki ketika lelah bergumam di sore hari. Siapa yang memecahkan subuh dan malammu. Ya, tiga hari itu luar biasa, sama seperti hari-hari lainnya yang hadir mempertemukan kami di persimpangan-persimpangan udara dan hembusan nafas. Kalau kamu?


written by nunu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar