Jumat, 30 November 2012

Belajar Mencintai Hujan

Kamu tahu tentang hujan? Air langit yang dicurahkan awan ketika ia sudah terlalu jemu bersahabat dengan uap-uap basah? Setiap hujan datang, jika aku sedang berada di luar dan terjebak pada ruang-ruang teduh yang terlalu padat sesak, semua jiwa yang terpaksa bersama itu berkicau dalam fantasinya masing-masing; mengeluh, tujuan yang seharusnya dilakoni, merutuk, sampai membuat pertemanan sekejap dengan siapapun yang mungkin memang diharuskan berdiri berjajar dengannya. Hujan lalu didakwa telah dengan semena-mena menunda semua yang seharusnya tidak tertunda.





Semua kicau itu sebagian mampir ke telinga. Mengajakku terlibat dalam persekongkolan memusuhi hujan. Aku menolaknya. Bagiku, ia adalah pesan titik-titik air yang menyeberang dari suatu tempat, mungkin dari tempatmu berpijak sekarang. Hujan adalah kamu, kalian, aku. Manusia-manusia yang mungkin ingin menyampaikan kangen namun tak mampu meruang bersama. Semacam kartu pos bergambar teduh yang kini membasahi sebagian dari tubuhku. Dalam aroma paling menakjubkan yang dimilikinya, hujan adalah titik-titik rindu dengan kita di dalamnya. Bagaimana denganmu?


written by Nugraha Sugiarta (Nunu)

drawing by Amelia Devita (Devita)

7 komentar:

  1. hujan itu indah, jadi tanggalkan payungmu dan nikmatilah hujan yg mengguyur tubuhmu :)

    BalasHapus
  2. saya pun sudah berbaur bersama hujan.. :)

    BalasHapus
  3. kata katanya bagus bgt
    gambarnya juga lucu
    salam kenal

    BalasHapus
  4. terkadang hujan juga disamakan dengan kesedihan yang tergantikan dengan datangnya sang pelangi dan nyanyian sang katak.

    BalasHapus
  5. banyak butiran rindu yang menari seiring rintikan hujan...

    BalasHapus