Sabtu, 15 Desember 2012

Blues Para Penyendiri

Akhir minggu dan sendiri. Kesendirian telah terlalu menggila mengakar menjalar pada secangkir cokelat panas dan segaris hujan. Gerimis saja. Jauh lebih durjana menggumamkan melankolitas dibanding badai dengan sambar-sambaran petir. Ah, ya. Hampir diseluruh sudut bumi, banyak dari kita memang kerap melahirkan kontradiksi rumit tentang makhluk sosial yang sendiri. Dalam kesepian yang belum lagi mau berlari, titik-titik senja mulai bersiap-siap menaiki pentas.




Apa yang kamu pikirkan ketika tengah sendiri? Membayangkan sebuah perjamuan pesta dalam keramaian tanpa henti atau memilih untuk menepi, menjauh dari suara-suara distorsi yang telah terlalu sering memekakkan hari? Bagiku, ketika sedang sendiri, sebenarnya kita tengah merayakan sebentuk pesta yang di dalamnya hanya ada kita yang tengah sendiri sebagai perayaan utama.  

Dalam sendiri itu, sebenarnya kita, aku dan kamu, berada dalam pesta yang sama. Pesta tentang kesendirian. Jadi, aku memilih untuk tidak kesepian ketika sendiri. Bersama gerimis itu aku -bersama kalian yang bersepakat denganku- sedang menikmati minuman hangat dan pemandangan fantastis yang tersaji dari balik jendela. Pepohonan hijau, atap-atap rumah kusam, atau hanya tembok tinggi. Siapa yang peduli. Semua selalu menjadi menyenangkan ketika kesepian berhenti menggugat kebersamaan. Mari bergabung! Mari, mari meramaikan kesendirian!


written by Nugraha Sugiarta (Nunu)
drawing by Amelia Devita (Devita)

19 komentar:

  1. Wow, kata-katanya puitis banget Mas
    Pasti seneng deh ya yang dapat kiriman kata2 ini

    Ketika jauh dari seseorang yang kita inginkan, walau di tempat keramaian, hati ini terasa sepi bgt

    Maklum mantan pelaku LDR juga hahaha

    Btw, postingan tentang LDR saya td masih diedit, sekarang sih sudah selesai qiqiqi

    Salam kenal dari Semarang ya :)

    BalasHapus
  2. Sendiri,...kadang kita butuh untuk sendiri meski sesekali.
    saat sendiri, telinga kita lebih jelas mencerna suara dan bisikan hati...
    dan aku suka sendiri, khusus saat gerimis rinai, senja, dan saat aku memang ingin sendiri :)

    BalasHapus
  3. @esti pengalaman pribadi banget ya hihihi :) salam kenal juga yahhh dr bandung jakarta :)
    @irma sendiri memang menyenangkan sebenarny y klo momenny pas hehe

    BalasHapus
  4. Terkadang memang menyendiri itu memberikan ketenangan bathin. Dan seringkali aku lakukan ketika aku perlu memaknai suatu hal :)

    Salam kenal devita dsn nunu

    Ijin blogroll ya...blognya bagus...kata-katanya sangat menyentuh

    BalasHapus
  5. cerita ini atau tepatnya rangkaian kata-kata yang kau susun ini mengingatkan saya pada pada sosok Albert Camus melalui "Sampar" nya, dan Iwan Simatupang lewat "Merahnya Merah". lanjutkan sob, tolong jangan berhenti. Sendiri, adalah eksistensi. Lebih eksis ketimbang kaum eksistensialis itu sendiri. salam:)

    BalasHapus
  6. Salam juga, thanks udh ngasih smangat sob :)

    BalasHapus
  7. beanr-benar...


    sendiri bukan berarti sepi kan... menciptakan dunia, keramaian dalam sendiri...


    tulisan dan gambarnya, jodoh banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mudah2an orangnya juga jodoh, hihi *amiiiiinnnnnn* :p

      Hapus
  8. kadang sy juga butuh sendiri. bisa jd me time sy sendiri itu

    BalasHapus
  9. iyaps, sendiri bukan brarti sepi dan emng kadang d butuhin :)

    BalasHapus
  10. saya baca blog ini kata katanya bagus semua
    sayang banget kalau gak dibikin buku, gambarnya unik lagi

    BalasHapus
  11. Terkadang sendiri itu memang perlu, dulu aku malah penggemar sepi :))

    Huaaa aku sukaaaa gambarnya
    *mupeng

    BalasHapus
  12. Saya sukaaaaaaa banget dengan blog ini. Tulisan dan gambarnya bagus.

    Keren *saya iri loh Nu&Dev. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oya saat saat ini saya sendiri *tapi tetep ada yg nemenin yaitu "tulisanmu" :)

      Anchor Text,

      Hapus
  13. Huaa aku penyendiri T.T
    Gambarnya bagus mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheh makasii... awas jgn keseringan sendiriannya ;p

      Hapus