Tentang Ada

People are strange when you're a stranger, faces look ugly when you're alone
Women seem wicked when you're unwanted, streets are uneven when you're down  

(The Doors - People Are Strange)

Air langit tiba-tiba berjatuhan. Deras merangkai genangan pada lubang-lubang yang telah terlalu lama menganga. Bayang-bayang banjir dan tanpa berbekal jas hujan, pilihan yang tersisa hanyalah menepi dari segala keriuhan yang menerpa. Tentu, terasing sendirian di tenda penjaja nasi goreng yang bocor di sana-sini bukanlah sesuatu yang luar biasa. Aku berani bertaruh, sebagian dari kalian pasti pernah mengalaminya.

Pesanan datang, rintik itu belum mau tuntas. Butir-butir nasi tandas, rintik makin buas membasah. Pantulan aspal dan beningnya air yang tengah mencurah membuat jalanan makin terlihat bewarna abu-abu. Sebuah bus kota dengan manusia penuh berjejal tampak terengah-engah melaju di atasnya, memacu nafas dalam gamang ketuaan. Semua terlihat agak mengabur tak terlalu jelas.

Dalam imajinasi paling liar yang kumiliki, manusia-manusia yang tengah berdesakan itu berceloteh tanpa henti di telinga. Ah, aku memang suka mengamati kendaraan-kendaraan yang berseliweran di hadapanku ketika sedang menjumpai keterasingan. Membayangkan betapa sangat mungkin di antara keramaian tersebut ada seseorang yang kukenal. Ketika itu terjadi, keterasingan yang telah terlalu memamah-biak menghilang. Aku menjadi bagian dari keramaian. Tak ada yang asing karena aku tidak mengasingkan diri. Cogito Ergo Sum, aku ada karena berpikir kamu ada. Masing-masing dari kita berpikir bahwa kita ada. 

Nah, sekarang giliranmu bercerita padaku: I...... therefore I am. 
Pada titik-titik itu, apa yang akan kamu tuliskan?

written by Nugraha Sugiarta (Nunu)